Senin, 16 Januari 2012

gangguan haid

BAB II
PEMBAHASAN
GANGGUAN HAID
Definisi :
Gangguan haid adalah perdarahan haid yang tidak normal dalam hal : panjang siklus haid, lama haid, dan jumlah darah haid. Melibatkan hipotalamus, hipofisis, ovarium dan endometrium
Fisiologi haid normal
Kaidah-kaidah haid normal :
•    Berlangsung antara 25-35 hari atau 21-31 hari
•    Estrogen dihasilkan oleh follikel & korpus luteum
•    Peningkatan Estrogen pada midsiklus → lonjakan LH → ovulasi
•    Progesteron dihasilkan hanya oleh korpus luteum
•    Korpus luteum ada hanya jika terjadi ovulasi
•    Umur korpus luteum ±10-14 hr
•    Fase luteal/fase sekresi ±14 hr (hampir selalu tetap)
•    Fase folikulogenesis/Fase proliferasi variasi antara 7-21hr
Klasifikasi gangguan haid
Digolongkan dalam :
•    Kelainan panjang siklus (N=21-35hr):
o    Polimenore (sering) jika haid terjadi kurang 21 hari
o    Oligomenore (jarang) jika haid terjadi lebih dari 35 hari
o    Amenore (tidak haid) → jika haid tidak terjadi selama 3 bln berturut - turut
•    Kelainan banyaknya haid (Normalnya darah haid = ±80ml):
o    Hipermenore (banyak) jika darah haid lebih 80ml
o    Hipomenore (sedikit) jika darah haid kurang dari 80ml
•    Kelainan lama haid (Normalnya lama haid  3 – 7 hari):
o    Menoragi (memanjang) jika lama haid lebih 7 hari
o    Brakimenore (memendek) jika lama haid kurang dari 3 hari
•    Metroragi (jika haid terjadi diluar siklus normal)
•    Perdarahan bercak
o    Premenstrual spotting
o    Postmenstrual spotting
•    Perdarahan uterus disfungsional
•    Gangguan lain berhubungan dengan haid :
o    Metroragi (haid diluar siklus)
o    Dismenore (nyeri bila haid)
o    Premenstrual tension (ketegangan haid)





1
AMENOREA


Definisi:

Amenorea adalah keadaan tidak haid untuk sedikitnya 3 bulan berturut-turut. Ada yang membagi berdasarkan amenorea fisiologik (prapubertas, hamil, laktasi, pasca menopause) dan amenorea patologik (amenorea primer, amenorea sekunder), dan ada yang menggolongkan menjadi amenorea primer, amenorea sekunder dan menopause.

1.    Amenorea primer
Amenorea primer menunjukkan suatu kelainan medis yang bermakna disebabkan oleh genetik, anatomik, atau endokrin yang mempunyai prevalensi 1-2 %. Hal ini terjadi pada usia 14 tahun dengan tidak adanya pertumbuhan tanda-tanda kelamin sekunder (pertumbuhan payudara, rambut pubis dan rambut ketiak) atau pada usia 16 tahun yang telah tampak tanda-tanda kelamin sekunder, atau tidak haid selama 3 tahun setelah menarche.
2.    Amenorea sekunder
Amenorea sekunder adalah tidak haid lebih dari 6 bulan setelah kejadian haid sebelumnya. Hal ini disebabkan oleh anatomik (jaringan parut endometrium oleh karena infeksi atau kuretase) dan yang paling sering disebabkan oleh anovulasi. Anovulasi ini disebabkan karena kegagalan ovarium dalam mensekresi estrogen dan progesteron berhubungan dengan banyak penyebab. Penyebab paling sering dari amenorea sekunder wanita pre-menopause adalah kehamilan dan diagnosis ini harus ditegakkan sebelum mencari penyebab lebih lanjut. Pada wanita dengan estrogen berlebihan yang sering disebabkan oleh sindroma ovarium polikistik (SOP). Pada wanita dengan estrogen yang rendah, kelainan hipotalamik (termasuk stress emosional, penyakit kambuhan, latihan fisik berlebihan atau perubahan berat badan) merupakan penyebab paling sering. Adenoma pituitari yang mengsekresi non prolaktin dapat juga mengakibatkan defisiensi gonadotropin dan amenorea. Pada wanita dengan penyakit autoimmune (diabetes mellitus tipe I, thyroiditis hashimoto atau penyakit Addison), kegagalan ovarium prematur perlu dipertimbangkan. Kegagalan ovarium prematur didiefinisikan sebagai amenorea sekunder, hypoestrogenemia, dan peningkatan gonadotropin sebelum umur 40 tahun. Kadar prolaktin meningkat pada 10-20% wanita dengan amenorea sekunder sehingga diperlukan pemeriksaan serum prolaktin pada semua kasus amenorea.

Sebab-sebab pada amenorea primer dan sekunder :


1. Gangguan organik pusat
2. Gangguan kejiwaan : syok emosional, psikosis, pseudosiesis (hamil palsu)
3. Gangguan poros hipotalamus-hipofisis: sindrom amenorea-galaktorea, sindrom Stein-Leventhal, amenorea hipotalamik
4. Gangguan hipofisis: sindrom Sheehan, penyakit Simmonds, tumor
5. Gangguan gonad : Kelainan kongenital, Menopause prematur, penghentian fungsi ovarium karena operasi,radiasi, radang dan sebagainya.
6. Gangguan glandula suprarenalis : Sindrom adrenogenital, Sindrom crushing, penyakit Addison
7. Gangguan glandula tiroidea : Hipotiroidea, hipertiroidea, kretinisme
8. Gangguan pankreas
9. Gangguan uterus dan vagina
10.Penyakit-penyakit umum





2
Rencana Pemeriksaan
Anamnesis yang baik dan lengkap sangat penting. Harus diketahui, apakah amenorea primer atau skunder. Dihubungkan antara amenorea dan faktor-faktor yang dapat menimbulkan gangguan emosional; apakah ada kemungkinan kehamilan; apakah penderita menderita penyakit akut atau menahun; apakah ada gejala-gejala metabolik, dan lainnya

Sesudah itu dilakukan pemeriksaan fisik, seperti tinggi badan, berat badan, ciri-ciri kelamin skunder, hirsutisme. Lalu dilakukan pemeriksaan ginekologik untuk mengetahui adanya jenis ginatresi, adanya aplasia vagina, keadaan klitoris, aplasia uteri, adanya tumor, ovarium dan sebagainya.

Apabila pemeriksaan klinis tidak memberikan gambaran yang jelas, dilakukan pemeriksaan berikut :
1.    Pemeriksaan foto rontgen thorak untuk TB pulmonem, dari sella tursika untuk mengetahui adanya perubahan dari sella tursika tersebut.
2.    Pemeriksaan sitologi vagina
3.    Tes toleransi glukosa
4.    Pemeriksaan mata
5.    Kerokan uterus
6.    Pemeriksaan metabolisme basal (T3 dan T4)
Pemeriksaan yang memerlukan fasilitas khusus :
1.    Laparaskopi, untuk mengetahui hipoplasia uteri, aplasia uteri, disgenesis ovarium, tumor ovarium, ovarium polikistik
2.    Pemeriksaan kromatin seks untuk mengetahui apakah penderita secara genetik seorang wanita
3.    Pembuatan kariogram dengan pembiakan sel-sel guna mempelajari kromosom
4.    Pemeriksaan kadar hormon (T3, T4, FSH, LH, estrogen, prolaktin, 17-ketosteroid)

Tinjauan umum tentang Penanggulangan Amenorea
•    Tidak selalu memerlukan terapi, misalnya pada wanita berumur > 40 th dengan amenorea tanpa sebab yang mengkhawatirkan tidak memerlukan pengobatan
•    Dalam kategori ini, yang memerlukan terapi adalah wanita-wanita muda yang mengeluh tentang infertilitas, atau sangat terganggu dengan tidak datangnya haid.
•    Tindakan memperbaiki keadaan kesehatan, perbaikan gizi, kehidupan dalam lingkungan yang sehat dan tenang.
•    Pengurangan berat badan pada wanita obesitas
•    Pemberian tiroid pada wanita dengan hipotiroid
•    Pemberian kortikosteroid pada gangguan glandula suprarenalis (Penyakit Addison laten)
•    Pemberian estrogen dan progesteron dapat menimbulkan perdarahan siklik, dan perdarahan ini bersifat withdrawal bleeding, bukan merupakan suatu haid yang didahului oleh ovulasi.





Penyakit yang dapat menyertai amenorea:

Kelainan Kejiwaan
1.    Psikosis: sering dijumpai bersama amenorea ialah penyakit yang disertai depresi.
2.    Anoreksia nervosa:Terutama ditemukan pada wanita muda yang menderita gangguan emosional yang cukup berat. Penanganan anoreksia nervosa harus dilakukan oleh ahli psikiatri. Jika berat badan bertambah, biasanya haid dapat kembali dalam 3 bulan.
3.    Pseudosiesis:adalah suatu keadaan dimana terdapat kumpulan tanda-tanda kehamilan pada seorang wanita yang tidak hamil. Diagnosis dibuat dengan menemukan uterus yang sebesar biasa pada pemeriksaan ginekologik dan tes hamil yang negatif.
Gangguan Poros Hipotalamus-Hipofisis
•    Sindrom amenorea galaktorea: ditemukan amenorea, dan pada mamma dapat dikeluarkan air susu. Dasarnya ialah gangguan endokrin berupa gangguan produksi releasing factor dengan akibat menurunnya kafar FSH dan LH dan gangguan produksi Prolacting Inhibiting Factor dengan akibat peningkatan pengeluaran prolaktin. Dapat ditemukan setelah kehamilan, disini masa laktasi menjadi jauh lebih panjang dari biasanya (sindrom Chiari Frommel).Dapat juga ditemukan pada tumor hipofisis yang memproduksi prolaktin (sindrom Forbes-Albright).
•    Sindrom Stein-Leventhal : terdiri dari amenorea, hirsutisme dan pembesaran polikistik ovarium.
•    Amenorea hipotalamik

Gangguan Hipofisis
1.    Insufisiensi hipofisis (Sindrom Sheehan dan Penyakit Simmonds).Gejalanya adalah amenorea, hilangnya laktasi, hipotiroidea, atrofi alat-alat genital dan sebagainya. Terapi terdiri atas pemberian hormon sebagai subsitusi, antara lain kortison, bubuk tiroid, dan sebagainya.
2.    Tumor Hipofisis
3.    Kelainan kongenital pada Hipofisis
Gangguan Gonad
•    Disgenesis/ Agenesis ovarii (Sindrom Turner): Trias klsiknya : infantilisme, webbed neck dan kubitus vagus. Penderita ini memiliki genitalia eksterna wanita dengan klitoris agaj membesar pada beberapa kasus, sehingga mereka dibesarkan sebagai wanita. Pola kromosom kebanyakan 45XO, pada sebagian dalam bentuk 45-XO/46-XX; pada sebagian dalam kelahiran bayi wanita. Selain trias, biasanya dijumpai tubuh yang pendek tidak lebih dari 150cm, dada berbentuk perisai dengan puting susu jauh ke lateral, payudara tidak berkembang, rambut ketiak dan pubis sedikit atau tidak ada, amenorea, koarktasi atau stenosis aorta, batas rambut belakang yang rendah, ruas tulang tangan dan kaki pendek, osteoporosis, gangguan penglihatan, gangguan pendengaran, anomali ginjal dan sebagainya.
•    Sindrom feminisasi Testikuler
•    Menopause prematur
•    Sindrom ovarium yang Tidak Peka (The insensitive ovary syndrome)
•    Tumor-tumor ovarium


Gangguan Glandula suprarenalis
1.    Sindrom Adrenogenital: bersifat kongenital, akan tetapi dapat tumbuh kemudian. Penyebabnya ialah hiperplasia adrenal. Biasanya bayi dengan sindrom ini adalah bayi wanita, dengan pembesaran klitoris dengan kadang-kadang hipospadia. Pada wanita yang lebih dewasa terdapat amenorea, klitoris membesar, atrofi mamma dan membesarnya suara.
2.    Sindrom Crushing: pembuatan hormon glandula suprarenalis yang berlebihan, terutama komponen kortikosteroid yang ada sangkut pautnya dengan metabolisme karbohidrat, protein dan elektrolit. Gejalanya ialah obesitas, moon face, amenorea, hirsutisme, osteoporosis, hipertensi, striae terutama pada dinding perut.
3.    Penyakit Addison
Gangguan Uterus dan vagina
1.    Sindrom Asherman: terjadi karena destruksi endometrium serta tumbuhnya sinekia pada dinding kavum uteri sebagai akibat kerokan yang berlebihan, biasanya pada abortus atau postpartum.
2.    Endometritis tuberkulosa: umumnya skunder pada penderita salpingitis tuberkulosa. Terapi yang kausal terhadap tuberkulosis biasanya dapat menyebabkan timbulnya haid lagi.



DAFTAR PUSTAKA
http://www.drdidispog.com/2008/08/amenorea.html#ixzz1JDTClxs8
Prof. R sulaiman Satrawinata, 1981, Ginekologi, Elstar offset, Bandung.
William F Rayburn, 1995, Obstetric dan Ginekologi, Widya Medika. Jakarta.

1 komentar:

  1. Halo Setiap tubuh,

    Nama saya adalah Ibu Monica Roland. Saya tinggal di London Inggris dan saya seorang wanita senang hari ini? dan saya mengatakan kepada diri saya bahwa setiap pemberi pinjaman yang menyelamatkan keluarga saya dari situasi kita miskin, saya akan merujuk setiap orang yang mencari pinjaman kepadanya, dia memberi saya kebahagiaan bagi saya dan keluarga saya, saya sedang membutuhkan pinjaman sebesar $ 250,000.00 untuk memulai hidup saya seluruh karena saya seorang ibu tunggal dengan 3 anak-anak saya bertemu takut orang yang jujur ​​dan ALLAH pemberi pinjaman yang membantu saya dengan pinjaman Dolar AS $ 250.000,00, ia adalah seorang ALLAH takut, jika Anda membutuhkan pinjaman dan Anda akan membayar kembali pinjaman silahkan menghubungi dia katakan padanya bahwa Ibu Monica Roland yang merujuk Anda kepadanya. Hubungi Pak James Tulang melalui email: (bestloansfinance02@gmail.com)

    BalasHapus